Tren Harga Rumah Melambat di Awal 2025, Denpasar Termasuk yang Terdampak

Pertumbuhan Harga Rumah Mengendur di Awal Tahun

Memasuki awal tahun 2025, pertumbuhan harga rumah tapak di Indonesia tidak sekuat sebelumnya. Berdasarkan laporan Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI), Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) hanya mencatat kenaikan 1,07% secara tahunan (year-on-year/YoY). Angka ini lebih rendah dibandingkan kuartal terakhir tahun 2024 yang mencapai 1,39% YoY.

Pelemahan ini terutama dirasakan pada rumah tipe kecil dan menengah. Rumah tipe kecil hanya tumbuh sebesar 1,39% YoY, turun dari 1,84% YoY di kuartal sebelumnya. Sementara rumah menengah naik 1,14% YoY, melambat dari sebelumnya 1,31% YoY. Di sisi lain, rumah besar cenderung stabil dengan pertumbuhan 0,96% YoY.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa faktor utama perlambatan ini adalah berkurangnya daya beli di segmen rumah kecil dan menengah, serta penyesuaian pasar terhadap tren ekonomi makro.

Penjualan Unit Residensial Belum Pulih Penuh

Meskipun perlambatan terjadi, secara umum pasar properti mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Penjualan unit rumah tumbuh 0,73% YoY, membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang sempat mengalami kontraksi hingga -15,09% YoY.

Ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap hunian masih tetap ada, hanya saja masih dalam tahap pemulihan pasca tekanan ekonomi global.

Samarinda dan Denpasar Alami Perlambatan Terbesar

Dari sisi geografis, perlambatan harga rumah tidak merata di seluruh Indonesia. Dari 18 kota yang dianalisis BI, sebanyak 12 kota mengalami penurunan laju pertumbuhan IHPR secara tahunan.

Dua kota dengan penurunan paling tajam adalah Samarinda dan Denpasar. Di Samarinda, pertumbuhan harga rumah anjlok dari 2,36% menjadi hanya 0,18% YoY. Sementara di Denpasar, pusat properti dan wisata di Bali, pertumbuhan harga menurun dari 1,79% menjadi 0,90% YoY.

Sebaliknya, beberapa kota seperti Banjarmasin, Semarang, dan Palembang justru mencatat peningkatan pertumbuhan harga rumah.

KPR Masih Jadi Sumber Pembiayaan Utama

Dalam hal pembiayaan, sebagian besar dana pembangunan rumah masih bersumber dari dana internal pengembang, yakni sebesar 77,28%. Namun di sisi konsumen, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tetap menjadi pilihan utama dengan porsi mencapai 70,68% dalam pembelian rumah di pasar primer.

Ini menegaskan bahwa skema KPR masih menjadi solusi yang diandalkan oleh masyarakat untuk memiliki rumah impian.


Kesimpulan: Saatnya Investasi di Bali Bersama Properthy.com

Perlambatan harga rumah yang terjadi saat ini bisa menjadi peluang emas bagi calon pembeli atau investor properti. Khususnya di daerah seperti Denpasar dan Bali, kondisi pasar yang sedang terkoreksi menawarkan kesempatan untuk mendapatkan hunian atau properti investasi dengan harga lebih terjangkau sebelum kembali naik.

Properthy.com hadir sebagai solusi properti terlengkap di Bali, menyediakan berbagai pilihan rumah tapak, vila, hingga properti investasi dengan informasi yang transparan dan mudah diakses. Cari, bandingkan, dan wujudkan hunian impian Anda bersama Properthy.com!

Temukan properti impian Anda sekarang di Properthy.com – platform properti terpercaya di Bali.



 
Posted on May 23, 2025