Tenang, Pasar Properti Tak Seburuk yang Dikhawatirkan
Jakarta – Di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan ancaman suku bunga tinggi, banyak pihak sempat pesimis terhadap kinerja sektor properti di Indonesia pada 2024. Namun, data terbaru dan pantauan di lapangan menunjukkan bahwa pasar properti tetap bertahan dan menunjukkan tanda-tanda stabil.
Sektor perumahan, khususnya kelas menengah dan menengah atas, masih mencatat permintaan yang konsisten, sementara sektor properti komersial mulai menunjukkan geliat positif, terutama di kota-kota besar dan destinasi wisata seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali.
Permintaan Masih Stabil, Developer Tetap Optimis
Meskipun kondisi makro ekonomi masih penuh tantangan, pelaku industri properti menilai pasar masih dalam kondisi sehat. Penjualan rumah tapak dan apartemen tetap berlangsung, terutama yang menyasar segmen end-user dan investor jangka panjang.
Faktor Pendukung: Suku Bunga dan Relaksasi Pajak
Faktor penahan utama dari pelemahan tajam sektor properti adalah program insentif pemerintah, seperti pembebasan PPN untuk rumah hingga Rp 2 miliar, serta adanya program pembiayaan perumahan rakyat. Selain itu, meski Bank Indonesia menyesuaikan suku bunga acuan, banyak bank masih menawarkan KPR dengan skema bunga ringan dan fix rate.
Properti Wisata dan Investasi Mulai Bergeliat
Di luar sektor hunian, properti di kawasan wisata seperti Bali dan Lombok justru mengalami lonjakan permintaan. Pemulihan pariwisata global berdampak langsung pada meningkatnya okupansi villa dan permintaan tanah di kawasan strategis.
Investor lokal maupun asing kembali mengincar aset properti sewa jangka pendek sebagai sumber passive income, mendorong geliat pembangunan villa, guest house, hingga rumah tinggal untuk ekspatriat.
Kesimpulan
Meski bayang-bayang ketidakpastian ekonomi belum sepenuhnya hilang, pasar properti Indonesia membuktikan ketahanannya. Dengan permintaan yang masih berjalan dan dukungan regulasi, sektor ini tetap menjanjikan, baik untuk hunian maupun investasi jangka panjang. Masyarakat dan pelaku usaha hanya perlu lebih cermat dan strategis dalam membaca peluang.