Pasar Properti Bali Mulai Bangkit, Asosiasi Broker Klaim Permintaan Meningkat
Denpasar, Bali — Setelah tertekan akibat pandemi dan perlambatan ekonomi global, pasar properti di Bali kini menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang menggembirakan. Aktivitas jual-beli, khususnya di segmen menengah dan atas, mulai menunjukkan peningkatan. Hal ini disampaikan oleh perwakilan asosiasi broker properti yang menyebut bahwa minat konsumen kembali bergairah seiring membaiknya sektor pariwisata dan iklim investasi di Pulau Dewata.
Menurut Ketua Asosiasi, kebangkitan pasar ini didorong oleh sejumlah faktor strategis. Di antaranya adalah meningkatnya mobilitas wisatawan domestik dan asing pasca pelonggaran pembatasan perjalanan, serta dukungan kebijakan pemerintah yang lebih ramah terhadap sektor properti. Selain itu, terjadi pula pergeseran pola pikir masyarakat—di mana properti tak hanya dipandang sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai aset investasi jangka panjang yang menjanjikan.
"Kami mencatat tren kenaikan minat pembelian yang cukup signifikan dalam tiga kuartal terakhir. Khususnya untuk properti di kawasan premium seperti Canggu, Seminyak, dan Ubud. Konsumen kami datang dari berbagai wilayah Indonesia dan mancanegara yang melihat Bali sebagai destinasi investasi yang aman dan menguntungkan," ujar salah satu pengurus asosiasi.
Villa dan rumah tapak masih menjadi produk favorit, terutama yang menawarkan konsep modern tropical dan potensi pendapatan pasif melalui penyewaan jangka pendek. Hal ini selaras dengan tumbuhnya industri pariwisata dan gaya hidup digital nomad yang semakin populer di Bali.
Namun demikian, para pelaku industri mengingatkan bahwa lonjakan permintaan ini perlu diimbangi dengan strategi pembangunan yang berkelanjutan. Sinergi antara pemerintah, pengembang, lembaga pembiayaan, dan regulator diperlukan agar pertumbuhan pasar tetap sehat dan tidak menimbulkan ketimpangan baru.
"Momentum pemulihan ini harus dijaga. Dibutuhkan regulasi yang mendukung, sistem pembiayaan yang inklusif, serta tata kelola pembangunan yang memperhatikan lingkungan dan sosial," tambahnya.
Dengan semakin banyaknya investor dan pembeli yang melirik Bali sebagai pusat investasi properti, para ahli optimistis bahwa sektor ini akan terus tumbuh positif sepanjang tahun mendatang—selama didukung oleh ekosistem yang sehat dan kolaboratif.